Posted by : Surya Elhadi. ST Jumat, 29 Juli 2016



Pemimpin suatu negeri tidak ubahnya bagaikan junjungan bagi tanaman. Pada junjungannyalah tanaman bergantung, dan dengan junjungannya pulalah mereka hidup. Di tubuh junjungan mereka berkembang dan berbuah, di tubuh junjungan juga mereka bisa memberi makna kepada yang lain. Namun begitu, bila salah memilih junjungan, dengan junjungan juga mereka jatuh, terinjak orang di atas tanah, akhirnya mati menanggung derita.
Junjungan yang kuat membuat rakyat hidup penuh optimis, walau badai menghempas, walau guntur dan kilat sambar menyambar, petir  menghantam silih berganti. Itulah junjungan sejati, junjungan yang berdiri tegak di hadapan rintangan, junjungan yang tidak takut hancur melindungi rakyat dari ancaman. Itulah tiang sebenar tiang, tiang yang hidup laksana kayu besar di tengah padang. Uratnya menghunjam bumi cari nutrisi, dahannya mengepakkan daun lindungi negeri, pucuknya menjulang langit tangkap cakrawala hantarkan wawasan untuk anak negeri. Tempat berteduh di kala panas, tempat berlindung ketika hujan. Itulah dia pemimpin sejati. Pemimpin yang bukan cari sensasi pemimpin yang sadar bahwa jabatan adalah amanah tempat beribadah kepada ilahi.
Banyak yang pesimis, pemimpin tipe seperti itu kini seakan hanya ada dalam mimpi. Tetapi, bukankah mimpi adalah juga harapan yang mesti diraih walau harus dengan susah payah setiap hari.
Bukankah tokoh-tokoh besar dunia dari dulu sampai kini adalah para pemimpi.
Bukankah para pejuang adalah juga pemimpi.
Bukankah juga mimpi adalah harapan.
Bukan khayalan yang ada di angan-angan. Prestasi-prestasi besar pada umumnya berawal dari mimpi para pejuang di bidangnya masing-masing.
Sehingga, tidak mustahil pula pemimpin yang pada hari ini dilantik sebagai wali kota dan bupati membuat mimpi menjadikan dirinya sebagai pemimpin yang diidamkan sesuai dengan yang dituntunkan oleh ilahi. Tidak ada yang mustahil selama ada niat yang tulus, untuk apa menjadi pemimpin, selama ada usaha yang sungguh-sungguh, untuk membuat negeri menjadi kuat dan ampuh.
Maka, sempena hari pelantikan para wali kota dan bupati menjadi junjungan negeri, khususnya Riau negeri pertiwi, mudah-mudahan untaian kata berikut ini dapat direnungkan sebagai bagian  kecintaan  dari rakyat yang merindukan keadilan dan kesejahteraan.
Wahai pemimpin junjungan negeri
Junjunglah amanah sepenuh hati
Hayatilah ia sebagai titipan Ilahi
Yang akan ditanya di akhirat nanti.

Ingatlah wahai pemimpin ummah
Riau negeri penuh nikmah Kini  hidup terengah-engah
Karena banyak orang yang berulah.
Jadilah pemimpin diridhai Allah Jauhi sifat orang khianat
Berjanji benar datangkan maslahah  Berlakulah adil tinggalkan serakah.

Wahai pemimpin junjungan negeri
Berdirilah di atas semua golongan Lindungi yang lemah dari kezaliman
Jaga negeri dari kehancuran Niscaya Allah turunkan perlindungan.

Wahai pemimpin bijak bestari
Dengan amanah hendaklah berhati-hati
Karena di situ  terletak kasih atau murka Ilahi
Agar hidup berkah sampaikan nanti.

Wahai pemimpin tempat mengadu
 Dengan rakyat hendaklah menyatu
Jauhi sifat orang penipu
Kepercayaan orang jadikan taruhan imanmu.
  
Wahai pemimpin penjaga negeri
Bertanyalah kepada orang yang mengerti
Bertemanlah kepada orang yang peduli
Jauhi orang yang berhati dengki.

Wahai pemimpin sosok idaman
Berhati-hatilah mengambil teman
Setiap yang dekat belum tentulah aman
 Apalagi  ia banyak kepentingan.

Wahai pemimpin tumpuan rakyat
Ariflah dengan orang dekat
Apalagi ia jauh dari rakyat
Hanya tahu kepentingan sesaat.

Wahai pemimpin hamba Tuhan
Partai politik hanyalah sampan
Janganlah sampai dijadikan tuan
Mengatur arah pemerintahan.
Apalagi penyandang dana
Jangan biarkan menjadi raja
Rakyat merana karena kecewa
Allah murka bencana tiba.

Ingatlah Tuhan sepanjang jabatan
Kekuasaan di tangan amanah Tuhan
Janganlah ia disia-siakan
Di akhirat kelak dipertanggungjawabkan.

Dengan ilmu janganlah jemu
Dengan agama jangan berpura
Kumpulkan ia menjadi satu
Dalam menuntun kebijakanmu.

Jadikan pengalaman sebagai guru
Siapa penipu siapa pembantu
Bila sesat di ujung jalanmu  Kembali ke pangkal janganlah malu.  

Sifat pemaaf tanda terhormat Pakaian orang yang tahu harkat Tujuan hidupnya melindungi rakyat Yang tak suka pun ikut selamat .

Akhirnya tahniah kita ucapkan
saatnya untuk membuktikan Niat dan janji yang telah Tuan ucapkan

Selamat mengabdi wahai tuan-tuan
Peganglah sungguh-sungguh Firman Tuhan
Sebagai pedoman sepanjang jalan
Rakyat menanti penuh harapan.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Alaiddin Koto - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -